DREAMSEA Gelar Workshop Preservasi Naskah Kuno Asia Tenggara

Manassa
0
DREAMSEA Gelar Workshop Preservasi Naskah Kuno Asia Tenggara

Tangerang Selatan – Manassa.Id / Sore itu (4/7/2018) para pemerhati dan pakar naskah kuno dari berbagai wilayah di Asia Tenggara mulai mengikuti rangkaian acara ‘Workshop on Preservation of Manuscripts in Southeast Asia’ di Santika Premiere Hotel Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Acara yang digelar oleh DREAMSEA (Digital Repository of Endangerd and Affected Manuscripts in Southeast Asia) ini diikuti oleh sekitar 45 peserta dari dalam dan luar negeri. “Melalui workshop ini kami menghadirkan para peserta dan pemateri yang sudah sangat berpengalaman dalam dunia preservasi manuskrip, sehingga kita bisa saling bertukar gagasan terbaik sesuai bidang yang ditekuninya masing-masing demi menyelamatkan manuskrip-manuskrip kuno di Asia Tenggara”. Ujar Ismatu Ropi, Ph.D selaku kordinator program DREAMSEA.

Workshop ini merupakan salah satu bagian dari program DREAMSEA yang digagas oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Center for the Study of Manuscript Cultures dan didukung penuh oleh Arcadia, lembaga filantropi asal Inggris. “Ini adalah kali pertama PPIM UIN Jakarta mengorganisir kegiatan preservasi manuskrip dalam jangka waktu yang panjang, yakni hingga tahun 2022”, ungkap Saiful Umam, Ph.D selaku Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta.

Kegiatan ini menghadirkan Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum sebagai principal investigator DREAMSEA. Dalam presentasinya, Oman memaparkan bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang memiliki tingkat keterancaman manuskrip yang tinggi, “Kawasan ini memiliki tingkat kompleksitas penyebab kepunahan manuskrip dan budaya yang tinggi, mulai dari konflik sosial, bencana alam, perang, hingga pola atau metode perawatan manuskrip yang keliru yang justru malah merusak manuskrip”, tutur Oman. “Padahal manuskrip-manuskrip di Asia Tenggara adalah bukti representasi beragam nilai-nilai luhur masa lampau yang harus dibaca, dipahami dan diamalkan oleh generasi-generasi mendatang”, sambungnya. “Oleh karenanya visi DREAMSEA tidak semata menyelamatkan teks-teks manuskrip di kawasan Asia Tenggara melainkan juga menjaga keberagamannya”, tutur Oman.

Selain itu, workshop yang digelar selama empat hari ini (4-7/7/2018) turut menghadirkan Walid Mourad, Director of Field Operation Hill Museum and Manuscript Library (HMML) sebagai pembicara utama teknik digitalisasi manuskrip. “Saya bangga menjadi partner DREAMSEA dalam program penyelamatan manuskrip-manuskrip di kawasan Asia Tenggara ini”, ungkapnya.

Sementara itu, turut dihadirkan pula Dr. Salam Rassi, Post-Doctoral Fellow in Eastern Christian and Islamic Manuscript Cataloging, sebagai pemateri katalogisasi dan pengolahan metadata manuskrip. Ia mengaku belajar banyak dari tradisi manuskrip-manuskrip Asia Tenggara dalam workshop ini. “Ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi Asia Tenggara. Sebelumnya, saya lebih banyak menangani metadata manuskrip-manuskrip Islam dan Kristen dari tradisi Timur Tengah”, ujarnya.

Selama workshop ini, para peserta tidak hanya diberikan materi-materi terkait hal-hal teknis mengenai preservasi manuskrip, melainkan juga saling berbagi tentang pengalaman mereka selama menekuni bidang pernaskahan. Hal ini pun diakui Salam. “Saya tidak hanya berbagi akan pengalaman saya, tetapi juga belajar kepada para peserta yang juga memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mendalam akan kekayaan kultur manuskrip di Asia Tenggara”.

Kegiatan ini diharapkan mampu memperkaya wawasan para peserta yang akan terlibat dalam program DREAMSEA demi mempreservasi manuskrip-manuskrip kuno di Asia Tenggara. (AM)
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Oke!) #days=(20)

Website kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman anda. Check Now
Accept !