Latar Belakang
Minat masyarakat terhadap naskah Nusantara setidaknya pada satu dekade ini cenderung meningkat. Hal ini ditandai berbagai diskusi di ruang publik tentang naskah semakin semarak, setidaknya jika dibandingkan dengan tahun-tahun awal berdirinya Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa). Berbagai komunitas yang diinisiasi anak muda terkait pernaskahan pun tumbuh di beberapa daerah, yang mencerminkan gairah untuk memahami dan memanfaatkan warisan budaya yang berupa naskah ini. Selain itu, terdapat juga berbagai perkembangan yang semakin beragam tentang arah kajian naskah Nusantara. Dapat dikatakan, naskah sekarang tidak lagi diminati oleh segelintir orang yang hanya terfokus untuk mengkaji dari sisi bidang ilmunya, yakni filologi, tetapi juga bidang-bidang lain turut mewarnai perkembangan kajian dan pelestarian naskah ini.
Hal ini sebetulnya sesuai dengan karakter naskah itu sendiri yang tidak bisa dilihat secara sederhana hanya dari satu bidang. Naskah memiliki sisi yang kompleks sesuai karakternya sebagai produk kebudayaan manusia. Namun, jika diidentifikasi naskah memiliki berbagi nilai yang penting bagi generasi bangsa, baik nilai ilmu pengetahuan, sejarah, dan kebudayaan. Ketiga nilai tersebut terdokumentasi dalam berbagai naskah yang menjadikan ingatan bersama tentang ketiga aspek tersebut, baik pada level lokal, nasional, regional, maupun internasional. Dengan naskah ini, berbagai ilmu pengetahuan, sejarah, dan kebudayaan yang pernah ada dan ditulis dapat diwariskan secara lintas generasi, sehingga bisa menjadi ingatan kolektif masyarakat sebagai pelajaran untuk membangun kehidupan masa depan yang lebih baik.
Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XX akan merefleksikan berbagai perkembangan terkini kajian naskah Nusantara yang akan menjadi masa depan filologi Indonesia sebagaimana telah dirintis oleh para sarjana pendahulu. Filologi Indonesia ini, sebagai awal kajian naskah Nusantara akan didiskusikan dalam hubungannya dengan isu-isu terkini di bidang pernaskahan, dan relasinya dengan ingatan kolektif masyarakat yang menjadi pelajaran bagi pembangunan di masa depan. Ini dilandasi oleh argumen bahwa ingatan kolektif adalah perekat kultural, sosial, dan historis yang sangat penting untuk mempertahankan identitas, kesadaran sejarah, dan kelangsungan budaya sebuah masyarakat. Dalam konteks Indonesia, ingatan ini terwujud dalam banyak bentuk, salah satunya melalui naskah yang menyimpan pengetahuan lokal dan nilai-nilai kehidupan.
Tema dan Sub Tema
Tema
Tema Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XX adalah “Naskah Nusantara: Ingatan Kolektif dan Masa Depan Filologi Indonesia.” Pemilihan tema tersebut bertujuan untuk merefleksikan perkembangan kontemporer kajian filologi Indonesia, dan relevansinya sebagai ingatan kolektif masyarakat untuk modal dasar pembangunan di masa yang akan datang. Ingatan kolektif ini terdokumentasi dalam naskah yang berfungsi sebagai penguat identitas, kesadaran sejarah, dan kelangsungan budaya masyarakat. Untuk membahas tema utama ini, simposium ini akan dibagi satu (1) diskusi panel/pleno sepuluh (10) paralel diskusi yang membahas sub-subtema berikut.
Subtema
1. Naskah dan Ingatan Kolektif Masyarakat
Narasumber Utama: Dr. Mamlahuatun Buduroh, M.Hum (Universitas Indonesia)
Subtema ini bertujuan untuk mendiskusikan tentang bagaimana naskah memainkan peran sebagai memori kolektif masyarakat. Beberapa pertanyaan penting yang dapat mengemuka dalam subtema paralel ini adalah: Apa saja yang menjadi ingatan kolektif yang tertulis dalam naskah? Bagaimana menyikapi ingatan tersebut? Bagaimana sikap kritis terhadap ingatan tersebut? Bagaimana memanfaatkan ingatan kolektif tersebut untuk kehidupan masyarakat?
2. Refleksi Perkembangan Filologi di Indonesia
Narasumber Utama: Dr. Wayan Jarrah Sastrawan (Australian National University)
Subtema ini bertujuan untuk merefleksikan dan mendiskusikan berbagai perkembangan filologi Indonesia mulai dari masa awal kemunculannya hingga masa kontemporer sekarang, menilai ulang kelebihan dan kekurangan, dinamika yang terjadi, dan berbagai tren dan kritik tentang kajian mutakhir dalam filologi Indonesia. Selain itu juga, subtema ini membahas tentang berbagai tantangan dan peluang filologi Indonesia di masa depan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
3. Kodikologi dan Otentisitas Naskah
Narasumber Utama: Dr. Ali Akbar, M.Hum. (BRIN)
Kajian kodikologi sudah sangat berkembang dalam kajian naskah di negara-negara maju. Kajiannya sangat luas, mencakup aspek-aspek fisik naskah, kertas, dluwang, tinta, jilidan, paleografi, kaligrafi, dst. Kodikologi juga sangat erat kaitannya dengan otentisitas naskah. Subtema ini bertujuan mendiskusikan berbagai perkembangan mutakhir dan tren terkini tentang kajian kodikologi terhadap naskah-naskah di Indonesia.
4. Transmisi Pengetahuan dan Hubungan Silang-Budaya dalam Karya Terjemahan
Narasumber Utama: Prof. Dr. Ronit Ricci (Jerussalem University)
Subtema ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana tren kajian naskah-naskah terjemahan yang dilakukan para sarjana berkontribusi dalam kajian naskah Nusantara dan filologi di masa depan. Hal ini menjadi suatu kajian menarik karena banyak naskah-naskah Indonesia berbentuk “terjemahan” dalam berbagai bentuknya, yang karya-karya terjemahan tersebut mengartikulasikan transmisi pengetahuan dan hubungan silang-budaya. Kajian semacam ini telah dicontohkan oleh sebuah proyek riset bertajuk Textual Microcosmos:A Approach in Translation Studies dengan fokus pada terjemahan antarbaris. Namun, proyek riset tersebut hanya menjadi contoh salah satu, dan karenanya sangat terbuka peluang topik lain terkait subtema ini.
5. Budaya Naskah Melayu
Narasumber Utama: Dr. Mulaika Hijjas (SOAS University of London)
Subtema ini bertujuan untuk merespons salah satu perkembangan terkini dalam kajian naskah Nusantara, yakni kajian budaya naskah, yang lebih spesifik pada budaya naskah Melayu. Kajian budaya naskah Melayu diharapkan akan memperluas dan memperdalam pemahaman tentang tradisi intelektual dan produksi naskah yang menjadi wadah pertumbuhan intelektual tersebut. Tren tema ini ditandai dengan munculnya proyek riset Mapping Sumatra’s Manucript Cultures, yang bertujuan untuk meneliti tentang berbagai perpustakaan atau penyimpanan naskah di Pulau Sumatra, tempat di mana pertama kali Islam datang dan berkembang di wilayah Asia Tenggara, dengan kasus di Aceh, Sumatra Barat, dan Palembang. Kajian ini semacam ini bisa diterapkan kepada wilayah-wilayah lain di dunia Melayu yang tujuannya untuk lebih memahami dinamika tradisi tulis dan intelektual di wilayah tersebut. Subtema kajian budaya naskah Melayu ini juga dibandingkan dengan budaya naskah dalam tradisi lain, semisal Jawa dan Bali.
6. Budaya Kawi
Narasumber Utama: Dr. Aditia Gunawan, MA. (Kawi Culture dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
Selain budaya naskah Melayu, kajian naskah Nusantara juga tidak terkait dengan budaya Kawi, yakni suatu istilah untuk kebudayaan yang berkembang di Nusantara, khususnya di Jawa, Sunda, Bali, Lombok, dan Madura, terutama pada milenium pertama masehi. Budaya Kawi ini berpengaruh terhadap perkembangan budaya hingga saat ini, termasuk di dalamnya bahasa, aksara, wayang kulit, tradisi Hindu, dan berbagai hal lainnya dari praktik tradisi masyarakat di Jawa, Sunda, Bali, Lombok, dan Madura. Subtema ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana budaya Kawi ini bertransformasi dalam naskah-naskah Nusantara di wilayah-wilayah yang disebut atau di luarnya, baik dalam aspek bentuk maupun isi.
7. Filologi Pertunjukan
Narasumber Utama: Prof. Dr. Ben Arps (Leiden University)
Salah satu tren yang mengemuka juga adalah konsep dan istilah “filologi pertunjukan.” Maknanya adalah kurang lebih bagaimana penerapan prinsip-prinsip filologi digunakan untuk meneliti “teks budaya” selain teks tertulis sebagaimana yang lazim dikenal dalam ilmu filologi. Ada juga pemaknaan lain, yakni bahwa filologi pertunjukan adalah upaya menggabungkan antara filologi dan kajian seni pertunjukan karena memang kenyataannya naskah dalam masyarakat Indonesia erat hubungannya dengan seni pertunjukan. Subtema ini mendiskusikan dan mengkritisi berbagi kajian tentang filologi pertunjukan, baik dari sisi teoritis maupun praktis yang menerapkan konsep ini.
8. Preservasi, Perluasan Akses, dan Humaniora Digital
Narasumber Utama: Agus Iswanto, S.S., MA.Hum (BRIN)
Subtema ini bertujuan untuk mendiskusikan tentang metode preservasi fisik naskah, kolaborasi lintas disiplin dalam preservasi naskah, peran komunitas lokal dalam pelestarian naskah, etika pelestarian naskah (kepemilikan, otoritas, dan akses), akses terbuka dan tantangannya dalam akses digital naskah, tata kelola naskah digital, peran platform digital dalam demokratisasi akses naskah, lisensi dan legalitas dalam penyebaran dan pemanfaatan naskah digital, filologi digital, Kecerdasan Buatan (Artificial intelligence/AI) dan filologi, pengembangan database naskah Nusantara, partisipasi publik dalam digitalisasi naskah.
9. Transformasi Naskah menjadi Karya
Narasumber Utama: Prof. Pramono, S.S., M.Si., Ph.D.
Subtema ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, transformasi naskah dalam seni pertunjukan, transformasi naskah ke dalam seni visual dan media, transformasi naskah ke dalam karya tulis baru, transformasi naskah ke dalam produk digital dan edukasi, transformasi naskah dalam produk ekonomi kreatif, kajian konseptual dan teoritis tentang transformasi naskah menjadi karya.
10. Pengetahuan dan Teknologi Tradisional
Narasumber Utama: Dr. Mu’jizah, M.Hum. (BRIN)
Subtema ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, ilmu pertanian dan pengelolaan alam; pengobatan tradisional dan ilmu kesehatan; astronomi, kalender, dan kosmologi, teknologi sosial dan pemerintahan, teknologi arsitektur dan teknik, kajian metodologis dan konseptual tentang pengetahuan dan teknologi tradisional dalam naskah (misalnya: bagaimana memverifikasi pengetahuan dan teknologi tradisional dalam naskah?).
11. Dekolonisasi dan Repatriasi
Narasumber Utama: Dr. Sudibyo, M.Hum. (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)
Subtema ini mendiskusikan beberapa hal di antaranya: sejarah pengambilan dan perpindahan naskah; repatriasi fisik dan digital; dekolonisasi metodologi dan kurasi; naskah sebagai simbol perlawanan; peran komunitas dalam dekolonisasi dan repatriasi; etika, hukum, dan kebijakan dalam repatriasi; kolaborasi internasional yang etis dalam repatriasi naskah.
12. Aktivisme dan Advokasi Pernaskahan Nusantara
Narasumber Utama: Dr. Yeni Budi Rachman, M.Hum. (Universitas Indonesia)
Subtema ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, gerakan masyarakat dalam pelestarian naskah; advokasi digital dan media sosial; kreativitas sebagai aktivisme; literasi manuskrip untuk penguatan identitas lokal; kolaborasi aktivis dan akademisi dalam advokasi pelestarian naskah.
Pembicara Kunci: * (15 Oktober)
- Dr. Fadli Zon, M.Sc. (Menteri Kebudayaan)
- Prof. Dr. Aminuddin Aziz (Kepala Perpustakaan Nasional)
- Dr. Herry Yogaswara (Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN)
- Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum. (Guru Besar Filologi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, PPIM UIN Jakarta, Dreamsea, Pengampu Ngariksa)
- Dr. Annabel Gallop (the British Library)
- Dr. Munawar Holil, M.Hum. (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan Manassa)
- Prof. Dr. Muhlis Hadrawi (Universitas Hasanuddin)
Pembicara Utama:* (16 Oktober)
- Prof. Dr. Ben Arps (Leiden University)
- Prof. Dr. Ronit Ricci (Textual Microcosmos Project, Jerussalem University)
- Prof. Dr. Pramono (FIB Universitas Andalas, Indonesia)
- Dr. Mulaika Hijjas (SOAS University of London)
- Dr. Wayan Jarrah Sastrawan (Australian National University)
- Dr. Mu’jizah, M.Hum. (BRIN, Indonesia)
- Dr. Sudibyo, M.Hum (FIB Universitas Gadjah Mada)
- Dr. Yeni Budi Rachman, M.Hum (FIB, Universitas Indonesia)
- Dr. Aditia Gunawan, MA. (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
- Dr. Ali Akbar, M.Hum. (BRIN)
Waktu Pelaksanaan
15–17 Oktober 2025- 15 Oktober: Sesi Panel (Luring) dengan pembicara kunci
- 16 Oktober: Sesi Paralel (Daring) dengan berbagai pembicara utama dan para pemakalah
- 17 Oktober: Munas (Luring)
Tempat
Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaAlamat: Jl. Medan Merdeka Sel. No.11, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
Lembaga Pelaksana dan Pendukung
Lembaga Pelaksana:
Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa)Lembaga Pendukung:
Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaBadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Dukungan Media
Pikiran RakyatKetentuan Pengiriman Abstrak
- Pengumpulan abstrak: 1 Juli 2025 - 15 Agustus 2025
- Pengumuman abstrak yang terpilih: 20 Agustus 2025
- Pengumpulan makalah: 30 September 2025
- Ketentuan penulisan Abstrak:
- Belum pernah dipublikasikan di mana pun.
- Berfokus pada studi pernaskahan Nusantara.
- Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Abstrak dikirim dalam format Microsoft Word dengan panjang maksimal 250 kata.
- Abstrak harus menyertakan 5-7 kata kunci (keywords) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
- Penulis harus mencantumkan nama lengkap (tanpa gelar akademik), afiliasi lembaga, serta alamat surat elektronik (email) yang aktif. Jika terdapat lebih dari satu penulis, identitas tersebut berlaku untuk penulis berikutnya.
- Abstrak: dikirimkan melalui ke link yang tersedia.
- Di bagian bawah abstrak mohon sertakan satu paragraf singkat biodata penulis.
Ketentuan Penulisan Makalah
- Makalah harus berfokus pada studi pernaskahan Nusantara.
- Makalah harus merupakan karya asli, tidak mengandung plagiarisme, dan belum pernah diterbitkan atau dalam proses penerbitan.
- Makalah harus ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Naskah tulisan harus dikirim dalam format Microsoft Word dengan panjang antara 5000-7000 kata, sudah termasuk dengan daftar pustaka.
- Makalah harus memiliki abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebanyak 250 kata.
- Makalah harus menyertakan 5-7 kata kunci (keywords) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
- Penulis disarankan untuk menggunakan aplikasi pengutipan standar, seperti Zotero, Mendeley, atau Endnote.
- Sistem pengutipan yang digunakan adalah body note, sedangkan catatan akhir digunakan untuk menuliskan keterangan terkait makalah.
- Penulis harus mencantumkan nama lengkap (tanpa gelar akademik), afiliasi lembaga, serta alamat surat elektronik (email) yang aktif. Jika terdapat lebih dari satu penulis, identitas tersebut berlaku untuk penulis berikutnya.
Tanggal Penting
Pengumpulan Abstrak: 1 Juli-15 Agustus 2025Pengumuman Abstrak: 20 Agustus 2025
Pengumpulan Makalah: 30 September 2025
Info lengkap & pengiriman abstrak:
https://bit.ly/SimposiumPernaskahanXXPeluang Publikasi
Artikel yang diterima dapat diterbitkan dalam publikasi dengan pilihan sebagai berikut:
- Prosiding Simposium (ISBN/ISSN) dikelola Manassa
- Buku Bunga Rampai (Dikelola oleh Manassa)
- Jurnal Nasional Sinta 2 (Jurnal Heritage)
- Jurnal Nasional Non Sinta 2 (Jurnal Manuskripta, Jurnal Jumantara, Jurnal Tambo BRIN)
- Jurnal Internasional (Jurnal Lektur Keagamaan)
Narahubung:
Rias Antho Rahmi (082227999653)Agus Iswanto (08170406878)