Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan, manuskrip (naskah kuno) menjadi sumber inspirasi bagi pendiri bangsa menemukan semboyan Bineka Tungga Ika.
"Naskah ini ibarat sumber inspirasi yang tiada habisnya bagi generasi penerus. Sutasoma kitab jawa kuno menjadi sumber menemukan semboyan bagi pendiri bangsa bineka tunggal ika. Beda tapi tetap satu," kata Syarif dalam sambutannya saat membuka Festival Naskah Nusantara ke IV di Jakarta, Senin (17/9).
Ia menjelaskan, Perpusnas memiliki lebih dari 11.000 naskah kuno yang terdiri dari beragam bahasa. Bahkan yang tertua dibuat pada abad V yang merefleksikan peradaban dan jati diri bangsa Indonesia.
"Sampai saat ini belum ada negara yang menyamai Indonesia dalam hal memiliki aksara tidak kurang dari 120 aksara pada zamannya dan yang masih eksis tidak kurang dari 20 aksara," ujar Syarif.
Perpusnas lanjut dia, diberikan mandat oleh Undang-undang untuk diinventarisir yang kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui teknologi kekinian. Selain itu mengajarkannya dan menyampaikannya kepada masyarakat sehingga orang berubah perilakunya, tatanan hubungan sosial, perilaku sopan santun yang tertuang dalam naskah kuno.
"Perpusnas juga menggali memahami isi naskah kuno yang secara sistematis terdapat nilai-nilai pendidikan karakter sebagai sumbangan berharga bagi generasi penerus bangsa," ungkap Syarif.
Syarif menuturkan, jauh sebelum Indonesia merdeka, para leluhur telah meninggalkan jejak sejarah melalui naskah kuno. Digitalisasi menjadi salah satu cara agar isi naskah nusantara bisa terdokumentasi dengan baik. "Perpusnas mengajak masyarakat mengenal dan melestarikan naskah kuno," pungkasnya.
Festival Naskah Nusantara IV 2018 dilaksanakan selama sepekan, hingga 22 September. Dalam festival ini, masyarakat luas bisa melihat beberapa naskah kuno yang dipamerkan di lantai 4 Perpusnas antara lain Kawih Pangayeukan dengan aksara Sunda, Asta Kosali dengan aksara Bali, Gurindam Dua Belas dengan aksara Arab, Pustaha Laklak dengan aksara Batak hingga Kitab Syang Hyang Hayu dengan aksara Jawa Kuno.
Kegiatan yang digelar bersama Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) itu setiap harinya akan diisi dengan seminar tentang naskah kuno, kaitannya dengan berbagai tema, seperti pendidikan, keagamaan, hukum, bahari, hingga wisata.
Sumber: http://infopublik.id/kategori/sosial-budaya/297124/naskah-kuno-inspirasi-bagi-generasi-penerus-bangsa
"Naskah ini ibarat sumber inspirasi yang tiada habisnya bagi generasi penerus. Sutasoma kitab jawa kuno menjadi sumber menemukan semboyan bagi pendiri bangsa bineka tunggal ika. Beda tapi tetap satu," kata Syarif dalam sambutannya saat membuka Festival Naskah Nusantara ke IV di Jakarta, Senin (17/9).
Ia menjelaskan, Perpusnas memiliki lebih dari 11.000 naskah kuno yang terdiri dari beragam bahasa. Bahkan yang tertua dibuat pada abad V yang merefleksikan peradaban dan jati diri bangsa Indonesia.
"Sampai saat ini belum ada negara yang menyamai Indonesia dalam hal memiliki aksara tidak kurang dari 120 aksara pada zamannya dan yang masih eksis tidak kurang dari 20 aksara," ujar Syarif.
Perpusnas lanjut dia, diberikan mandat oleh Undang-undang untuk diinventarisir yang kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui teknologi kekinian. Selain itu mengajarkannya dan menyampaikannya kepada masyarakat sehingga orang berubah perilakunya, tatanan hubungan sosial, perilaku sopan santun yang tertuang dalam naskah kuno.
"Perpusnas juga menggali memahami isi naskah kuno yang secara sistematis terdapat nilai-nilai pendidikan karakter sebagai sumbangan berharga bagi generasi penerus bangsa," ungkap Syarif.
Syarif menuturkan, jauh sebelum Indonesia merdeka, para leluhur telah meninggalkan jejak sejarah melalui naskah kuno. Digitalisasi menjadi salah satu cara agar isi naskah nusantara bisa terdokumentasi dengan baik. "Perpusnas mengajak masyarakat mengenal dan melestarikan naskah kuno," pungkasnya.
Festival Naskah Nusantara IV 2018 dilaksanakan selama sepekan, hingga 22 September. Dalam festival ini, masyarakat luas bisa melihat beberapa naskah kuno yang dipamerkan di lantai 4 Perpusnas antara lain Kawih Pangayeukan dengan aksara Sunda, Asta Kosali dengan aksara Bali, Gurindam Dua Belas dengan aksara Arab, Pustaha Laklak dengan aksara Batak hingga Kitab Syang Hyang Hayu dengan aksara Jawa Kuno.
Kegiatan yang digelar bersama Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) itu setiap harinya akan diisi dengan seminar tentang naskah kuno, kaitannya dengan berbagai tema, seperti pendidikan, keagamaan, hukum, bahari, hingga wisata.
Sumber: http://infopublik.id/kategori/sosial-budaya/297124/naskah-kuno-inspirasi-bagi-generasi-penerus-bangsa