Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIX (2): Relevansi Menjadi Kunci

Manassa
0



Sri narpadmaja sudigbya/talatahing nuswa Jawi/Surakarta Adiningrat/agnya ring kang wadu carik/Sutrasna kang kinanthi/mangun reh cariteng dangu/sanggyaning kawruh Jawa/ingimpun tinrap kakawin/mrih tan kemba karya dhangan kang miyarsa

Eko Suwargono, dosen Universitas Jember itu, membacakan teks awal yang terdapat di dalam Serat Centhini, naskah Jawa dari abad ke-19 yang penulisannya digagas oleh Adipati Anom Amangkunegara III (kelak menjadi Sunan Pakubuwana V). “Kita bisa lihat bahwa sang putra mahkota Kasunanan Surakarta(Adipati Anom, red) memerintahkan juru tulis bernama Sutrasna untuk menganggit cerita nasihat dari masa lampau. Cerita yang berisikan ilmu pengetahuan Jawa itu digubah ke dalam bentuk syair agar orang mendengarkan merasa tenang,” katanya. Eko memaparkan hasil penelitiannya dalam sebuah sesi yang digelar pada hari kedua Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara (SIPN) XIX, Selasa (8/8/2023).

Menurut dia, Serat Centhini merupakan representasi kearifan Jawa yang secara tersurat mengajak siapa pun, utamanya manusia Jawa, untuk menjaga dan melestarikan eksistensi kearifan Jawa yang juga dapat dibaca sebagai kearifan Nusantara. Wacana tentang kearifan Nusantara tersebut dapat ditelusuri pada struktur teks Serat Centhini yang meliputi narasi cerita, plot, penokohan, konflik, setting, gaya bahasa, tema, dan sebagainya.

“Namun, satu hal yang menarik, cerita pada naskah ini berfokus pada pengembaraan Jayengresmi yang dikenal sebagai Seh Amongrogo dan disebut-sebut sebagai putra Sunan Giri. Saya kira, kisah dalam Serat Centhini ini memiliki relevansi dengan upaya penguatan keindonesiaan yang menjadi tema besar simposium kali ini. Bahwa kita perlu berfokus terhadap pengembangan sumber daya manusia,” tuturnya.

Catatan serupa disampaikan oleh Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, guru besar filologi Universitas Gadjah Mada sekaligus salah satu pembicara kunci pada simposium tersebut. Ia mengungkapkan bahwa arus globalisasi meniscayakan adanya keterbukaan dan kebebasan yang memiliki manfaat dalam percepatan penyebaran informasi. Globalisasi juga memberikan ruang kepada masyarakat dunia untuk mengekspresikan diri.

“Namun, dalam konteks Indonesia, globalisasi juga menghadirkan internasionalisasi dan universalisasi yang justru mengarah pada westernisasi. Kenyataan itu, menurut saya, berpotensi melemahkan identitas nasional,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, fenomena lain yang juga berkembang di negeri ini adalah hedonisme. Indonesia hari ini dihadapkan pada kenyataan memudarnya nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena berkembangnya sikap yang semakin individualistis. “Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme serta lunturnya sopan santun. Inilah beberapa fenomena yang membuat esensi keindonesiaan pada saat ini perlu diperkuat kembali,” ucapnya.

Relevansi
Selama dua hari pelaksanaan SIPN XIX di Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta, 7-8 Agustus 2023, frekuensi kemunculan kata “relevansi” sangatlah sering. Pada sesi yang sama dengan Eko, misalnya, Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil menyinggung tentang pentingnya kajian-kajian naskah yang memiliki relevansi dengan masa kini. “Dengan demikian, kajian naskah dapat berkontribusi dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Kita tahu, naskah-naskah peninggalan nenek moyang kita menyimpan pengetahuan yang begitu beragam. Itu modal yang sangat berharga,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia mencontohkan Warugan Lemah, naskah berbahasa Sunda kuno yang membahas tentang topografi lahan yang baik dan buruk untuk dijadikan sebagai tempat bermukim. “Di dalam naskah itu, disebutkan 18 tipe lahan yang dulu dikenal oleh leluhur orang Sunda. Ini relevan dengan salah satu dari 17 tujuan SDGs, yakni kota dan permukiman yang berkelanjutan,” tuturnya.

Masalahnya, hingga kini, masih banyak hasil penelitian naskah yang hanya tersimpan di perpustakaan. Hal itu lantaran para peneliti naskah masih berfokus pada alih aksara dan alih bahasa. “Saya mengamati kecenderungan itu pada empat kampus yang memiliki konsentrasi penelitian manuskrip Jawa. Kecenderungan itu telah terjadi selama 30 tahun, sejak 1993 hingga 2023 ini,” kata Rendra Agusta dari Komunitas Sraddha Institute Surakarta.

Di satu sisi, menurut dia, era digital semakin memudahkan akses terhadap naskah. Akan tetapi, di lain sisi, era digital justru akan semakin menjauhkan peneliti dari konteks penulisan naskah tersebut. “Digitalisasi akan membuat para peneliti tidak lagi bergaul dengan masyarakat pemilik naskah. Dengan demikian, mereka tentu tidak akan paham lagi mengenai fungsi naskah bagi masyarakat penulis dan penggunanya,” ujarnya.

Rendra juga menyatakan, kini, sudah saatnya menambah paradigma dalam kajian-kajian naskah. Menurut dia, kajian naskah tidak boleh lagi sekadar sebagai study of culture, tetapi harus menjadi cultural studies. “Satu hal yang penting, harus ada hilirisasi dalam kajian naskah, salah satunya adalah merambah industri kreatif. Saya bersyukur, saat ini, sudah banyak peneliti naskah yang juga merambah industri kreatif. Berbasiskan naskah, mereka membuat film, membuat komik, memproduksi batik, dan sebagainya,” tuturnya.

Saat ini, zaman sudah begitu berkembang. Oleh karena itu, sejumlah peneliti naskah menyarankan untuk mengasah kepekaan filologis untuk selanjutnya menghadirkan apa yang disebut living philology. Dalam obrolan santai di sela-sela simposium, Sekretaris Umum Manassa, Aditia Gunawan, juga menyinggung soal itu.

“Kita harus mulai mempertanyakan, apakah metode penelitian filologi yang ada saat ini masih relevan menjangkau kasus-kasus mutakhir? Perlukah ada upaya untuk merevitalisasi metode penelitian filologi? Saya kira, pertanyaan-pertanyaan semacam itu harus mulai dilontarkan semata-mata agar filologi tetap relevan dengan zaman,” tuturnya. (Hazmirullah/”PR”)***

Artikel ini sudah dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat edisi Sabtu, 12 Agustus 2023
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Oke!) #days=(20)

Website kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman anda. Check Now
Accept !