Naskah Sunda Kuno di Kabuyutan Ciburuy

Manassa
0
Naskah Sunda Kuno di Kabuyutan Ciburuy

Tim Manassa Jawa Barat

Kabuyutan Ciburuy secara administratif terdapat di Kampung Ciburuy Pasir RT 01 RW 05 Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Jawa Barat. Desa Pamalayan merupakan salah satu desa dari 17 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Jawa Barat. Secara administratif Desa Pamalayan di bagian Utara berbatasan langsung dengan Gunung Cikuray. Kemudian di bagian Barat dan Timur berturut-turut berbatasan dengan Desa Cintanagarra Kecamatan Cigedug dan Desa Cinisti Kecamatan Bayongbong. Lalu di bagian Selatan berbatasan dengan Desa Ciburuy Kecamatan Bayongbong.

Desa Pamalayan memiliki luas wilayah mencapai 296,143 Ha dan terbagi menjadi 15 RW. Kemudian sebagian besar wilayah Desa Pamalayan ini digunakan sebagai tanah kebun dan tanah kehutanan yang mecapai sekitar 67 persen dari luas wilayah desa. Desa yang berpenduduk 5.585 jiwa ini secara umum telah memiliki fasilitas jalan umum sehingga dapat ditempuh baik dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Masyarakat Desa Pamalayan sebagian besar berprofesi sebagai buruh dan petani/peternak dengan jumlah 571 orang dan 750 orang. Sementara profesi lain berturut-turut dari yang terbanyak hingga yang tersedikit adalah: buruh tani, wiraswasta/pengrajin, pedagang, karyawan swasta, pedagang keliling, ustad, pengemudi ojeg, kuli, dan PNS. Desa Pamalayan yang mempunyai hawa sejuk ini berdasarkan pengamatan peneliti memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain dalam bidang pertanian dan perkebunan desa ini juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata terutama wisata budaya. Hal ini dikarenakan Desa Pamalayan memiliki tempat bersejarah yang dikenal dengan Kabuyutan Ciburuy.

Kabuyutan adalah suatu tempat atau kawasan yang dianggap suci dan biasanya terletak di lokasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, biasanya di bekas daerah Kabuyutan juga ditemukan situs-situs megalitik (batu-batuan purba) dan peninggalan masa prasejarah (http://kamus-sunda.com). Begitu pula halnya dengan Kabuyutan Ciburuy yang merupakan sebuah tempat yang berada di kaki gunung Cikuray dan menyimpan peninggalan-peninggalan masa lampau. Memasuki kawasan Kabuyutan Ciburuy dari arah Barat pengunjung akan disambut oleh sebuah gapura yang berjarak + 500 meter dari lokasi. Kemudian di sepanjang perjalanan menuju Kabuyutan Ciburuy pengunjung juga akan melihat hamparan kebun dan perumahan warga.

Selain melalui jalur Barat bila ingin mengunjungi Kabuyutan Ciburuy juga bisa melalui jalur Timur. Untuk masuk dari gerbang Timur pengunjung dapat menggunakan jalan Desa Ciburuy.

Kabuyutan Ciburuy secara keseluruhan pada awalnya memiliki luas sekitar 7 Ha namun menurut juru kunci saat ini luasnya tinggal sekitar 1 Ha. Wilayah tersebut dikelilingi dengan pagar kawat berduri sehingga bisa dengan mudah dibedakan dengan wilayah lainnya di Desa Pamalayan. Secara umum tata letak Kabuyutan Ciburuy dapat dilihat pada sketsa berikut ini.

Kabuyutan sebagai sebuah komplek, di dalamnya terdiri dari beberapa bagian. Pertama, wilayah yang disebut Padaleman. Wilayah ini digunakan untuk menyimpan naskah Sunda Kuna dan beberapa benda pusaka lainnya. Pengunjung bila ingin memasuki wilayah Padaleman harus melalui dua wilayah, yaitu yang pada sketsa disebut sebagai halaman 1 dan halaman 2. Masing-masing wilayah dibatasi oleh kikis (pagar yang terbuat dari bambu yang dianyam). Kedua, ada bangunan yang disebut Patamon. Bagunan ini biasanya digunakan untuk menyambut tamu dan tempat tinggal sang Juru Kunci. Selain itu, pada saat Upacara Seba, tempat ini menjadi pusat kegiatan pertama sebelum menuju Padaleman. Ketiga, Bangunan Saung Lisung, yang merupakan tempat menyimpan lisung (alat untuk menumbuk padi sehingga menjadi beras). Keempat, pada bagian paling Barat dari Kabuyutan ini ada bangunan tempat penyimpanan padi yang disebut leuit. Kelima, pada bagian Utara ada sebuah bangunan kecil mirip dengan sebuah pos ronda tradisional yang disebut pangalihan. Keenam, di bagian Timur Laut terdapat wilayah Pangsolatan yang terdiri dari hamparan batu pipih besar dan sebuah tempat wudu tradisional.

Menurut juru kunci Kabuyutan Ciburuy Bapak Ujang Suryana, naskah-naskah Sunda di Kabuyutan Ciburuy tersimpan di sebuah bangunan yang disebut Padaleman. Padaleman merupakan salah satu bangunan di Kabuyutan selain Patemon (bangunan untuk menerima tamu dan tempat tinggal juru kunci), imah lisung (bangunan untuk menumbuk padi), dan leuit (bangunan untuk menyimpan padi). Naskah-naskah Sunda tersebut di Padaleman disimpan dalam tiga buah peti berukuran besar.

Peti-peti tersebut disimpan di ruangan kedua pada bangunan Padaleman. Di ruangan yang berukuran kira-kira 3 x 3 meter tersebut peti-peti ini ditempatkan di pojok kiri atas. Tepatnya peti-peti tersebut berada pada sebuah tempat yang memiliki ketinggian sekitar 1,5 meter dari lantai bangunan.

Di dalam peti-peti tersebut, naskah tidak disimpan secara langsung namun naskah-naskah yang berupa lempiran daun lontar dan nipah disimpan dalam kotak-kotak kecil dan disebut koropak. Di dalam peti, koropak-koropak naskah tersebut satu per satu dibungkus dengan kain kafan yang ukurannya sekitar 1 x 1 meter. Pembungkusan koropak dengan kain kafan berdasarkan pengamatan tidak melalui cara khusus hanya dibungkuskan agar seluruh bagian koropak tertutup kain. Kain kafan tersebut menurut juru kunci akan diganti bila kondisinya sudah rusak. Artinya, selama kondisinya masih baik atau tidak rapuh kain-kain kafan pembungkus koropak akan tetap digunakan sebagai pembungkus koropak. Sementara itu, koropak-koropak yang digunakan untuk menyimpan naskah di Kabuyutan Ciburuy ada yang terbuat dari kayu yang dipahat sedemikian rupa sehingga membentuk kotak kecil yang pada bagian dalamnya muat untuk naskah. Koropak dari kayu ini juga dihiasi dengan ukiran pada bagian muka atas koropaknya. Kemudian ada juga koropak yang terbuat dari triplek (kayu tipis berlapis). Koropak berbahan triplek ini tidak dihiasi dengan ukiran dan bentuknya pun sangat sederhana.

Berdasarkan hasil inventarisasi dalam peti I berisi 11 buah koropak (seluruh koropaknya terbuat dari triplek). Peti II berisi 6 buah koropak (seluruh koropaknya terbuat kayu yang dipahat). Peti III berisi 4 buah koropak (seluruh koropaknya terbuat dari kayu), 4 bundel naskah dengan penjepit kayu (tanpa koropak) dan beberapa benda, yaitu peso pangot, kujang, gunting, bingkai kacamata, genta, cawan besi, dudukan tombak dan trisula dua buah. Bila dijumlahkan, total koropak yang ada di Kabuyutan Ciburuy berjumlah 21 buah ditambah 4 bundel naskah dengan penjepit kayu (tanpa koropak). (RSP, dkk)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Oke!) #days=(20)

Website kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman anda. Check Now
Accept !