Rangkaian Kuliah Umum Prof. Bernard Arps di Universitas Sebelas Maret

Manassa
0
Rangkaian Kuliah Umum Prof. Bernard Arps di Universitas Sebelas Maret


Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran filologi dan kajian naskah klasik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret mengundang ahli filologi Jawa dari Universitas Leiden, Prof. Bernard Arps untuk memberikan serangkaian materi terkait internasionalisasi kajian naskah, isu-isu penelitian bahasa dan sastra, seni pertunjukan, dan penelitian kajian budaya. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 2 mingggu sejak tanggal 3-12 Januari 2017.

Dalam ceramahnya tanggal 3 Januari 2017 yang bertajuk “Peran Ilmu Budaya Menuju Akselerasi World Class University, Ben menekankan pentingnya bahasa Inggris untuk komunikasi tingkat dunia. Sebagai orang yang berbahasa Ibu Belanda, dia menuturkan pada awalnya ia merasa kesulitan untuk menyampaikan gagasan dalam bahasa Inggris dan akhirnya dengan usaha yang keras akhirnya ia berhasil menulis dalam bahasa Inggris.

Keesokan harinya, Ben Arps didampingi Prof. Dr. Sahid Teguh Widodo menjadi pembicara dalam seminar nasional yang dihadiri peminat dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Klaten, Sukoharjo, dan lainnya. Seminar bertema “Perkembangan Ilmu Sastra Jawa Klasik, Modern, dan Kontemporer” tersebut membahas hal-hal aktual dalam penelitian sastra Jawa.

Tanggal 5 Januari Prof. Ben Arp menyajikan isu-isu kajian linguistik Jawa mutakhir dan mengkritisi kurikulum. Masukan kurikulum ini sangat penting karena sastra Jawa merupakan ujung tombak dalam pengkajian bahasa dan sastra Jawa sehingga diharapkan dapat mendapatkan masukan untuk fokus pada kajian yang sesuai.

Pada tanggal 10, beliau juga memberikan wawasan tentang pengkajian seni pertunjukan, sesuai dengan keahliannya yang dapat melacak teks naskah ke dalam bentuk seni pertunjukan. Ceramah dilakukan di hadapan mahasiswa S2 Pengkajian Seni. Pada hari yang sama dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan dosen dan mahasiswa Ilmu Sosial Politik dengan tema “Javaneese Communication and Culture: A Search of Understanding”.

Pada tanggal 11 Januari 2017 ada dua agenda ceramah Ben Arps, yaitu diskusi dengan peer group Institut Javanologi UGM tentang kemungkinan kerja sama penelitian Indonesia-Belanda. Sementara siang harinya Ben Arps memberikan ceramah tentang ribuan naskah Jawa di Belanda yang perlu dikaji dan diteliti. Untuk kerja sama penelitian pemerintah Belanda menyambut dengan baik. Hanya saja, pemerintah Belanda tidak menyediakan beasiswa yang cukup.

Pada hari terakhir, 12 Januari 2017, Ben Arps didampingi pakar budaya Oshing, Prof. Dr. Novi Anugrahjekti memberikan ceramah dengan tema pokok “Bahasa, sastra, politik, dan agama yang terjadi di masyarakat Oshing, Banyuwangi”. Ben Arps mengemukakan tentang masalah “etno-genesis”. Atau asal munculnya etnik Oshing di Banyuwangi. Mulanya, kata oshing adalah kata sekelompok orang Jawa yang menggunakan kata Oshing , untuk kata “tidak”. Kelompok ini mulanya adalah kelompok kecil, minoritas, dan di desa. Berkat perjuangan bahasa dan politik, Oshing kemudian berkembang menjadi etnik dan bahasa Oshing menjadi bahasa Baru yang diakui. Materi ini dilengkapi dengan kajian Prof. Novi Anugrahjekti yang membahas tentang perkembangan budaya dari bupati satu ke bupati lain yang saling menyingkirkan identitas budaya akibat persaingan politik. (Bani Sudardi)
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Oke!) #days=(20)

Website kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman anda. Check Now
Accept !